Fetishism and Mental Health: A Literature Review on the Psychological Implications
Main Article Content
Abstract
Fetisisme adalah dorongan, fantasi, dan perilaku yang membangkitkan gairah seksual yang melibatkan penggunaan benda mati atau tidak biasa, mengakibatkan stres atau gangguan fungsi vital, dan beberapa kejadian dari kondisi ini. Terjadi setidaknya selama 6 bulan sebagai fetish. Misalnya, berhubungan seks dengan mayat, hewan, dan kotoran. Kasus fetish adalah kasus di mana individu melakukan penyimpangan seksual (fetish) menggunakan bagian tubuh atau objek untuk rangsangan dan kepuasan seksual. Korban dirangsang dengan bagian tubuh atau benda. Benda berfungsi sebagai landasan fantasi dan membantu dalam romansa, tetapi alih-alih tindakan seksual yang lebih konvensional, fetish dapat ditempatkan di bagian tubuh seperti bokong,mata, ketiak serta di benda mati seperti kain, pakaian dalam, sepatu, dll. Fetish ini adalah bentuk persilangan seksual, dan praktik yang terus-menerus dapat menyebabkan stres berkelanjutan dan memengaruhi kesehatan mental pelakunya.Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku fetish dapat mempengaruhi kesehatan mental dan dapat disembuhkan melalui pengobatan berupa pendidikan seks dan terapi islami, memberikan pelajaran tentang bagaimana melindungi diri dari perilaku yang memalukan saat lajang, dan memberikan pemahaman dan nasihat tentang bahayanya perselingkuhan, kehamilan dan pengendalian kelahiran, HIV/AIDS dan infeksi menular, identitas gender dan orientasi seksual, kesehatan seksual dan reproduksi, kekerasan dan pelecehan seksual , kesadaran diri dan keterampilan komunikasi dalam hubungan interpersonal. Pendidikan seks juga membantu individu mengembangkan sikap positif terhadap seksualitas dan mendorong kesetaraan gender.
Article Details
lisence