Respon Masyarakat Muhammadiyah Dan NU (Nahdlatul Ulama) dalam Penetapan 1 Syawal

Main Article Content

Meila Maritsa
Aulia Kusuma Wardani
Muftia Haniyah

Abstract

Syawal merupakan bulan kesepuluh di dalam kalender Hijriyah. Di masyarakat Indonesia sering terjadi perbedaan penetapan 1 Syawal yang menjadi Hari Raya Idul Fitri (hari raya umat islam). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana respon dari masing-masing organisasi keagamaan islam, dari Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama) dalam menanggapi perbedaan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan informan dari para tokoh Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama) serta para anggota. Dan penelitian ini menggunakan teori dari Max Weber. Hasil penelitian ini bahwa metode yang digunakan dalam penetapan 1 Syawal antara Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama) berbeda. Muhammadiyah menggunakan Hisab Wujudul Hilal, sedangkan NU (Nahdlatul Ulama) menggunakan Rukyatul Hilal. Dan cara Muhammadiyah dan NU (Nahdlatu Ulama) dalam menyikapi masyarakat yang mempermasalahkan perbedaan tersebut dengan cara memberikan pemahaman melalui majelis-majelis yang mana mereka bisa bertemu dengan anggota organisasi keagamaan islam

Article Details

How to Cite
Maritsa, M., Aulia Kusuma Wardani, & Muftia Haniyah. (2023). Respon Masyarakat Muhammadiyah Dan NU (Nahdlatul Ulama) dalam Penetapan 1 Syawal. UInScof, 1(2), 1142–1151. Retrieved from https://proceedings.radenfatah.ac.id/index.php/UInScof2022/article/view/1121
Section
Articles