Upaya Revitalisasi Pola Pikir Perempuan Indonesia Terhadap Budaya Feminisme Barat Dalam Perspektif Islam

Abstract

Pengaruh budaya feminisme telah menyebar ke seantero negeri. Sungguh dahsyat aliran pemikiran ini hingga menimbulkan kontroversi yang tak habis dibahas dari pagi hingga pagi lagi. Di Indonesia gerakan feminisme telah melobi pemerintah untuk memasukkan draft RUU tentang kesetaraan gender, perlindungan hak reproduksi wanita, dan terakhir RUU PKS yang menuai polemik di tengah masyarakat. Gerakan feminisme memang luar biasa. Gerakan ini sudah mendunia dan perlu upaya untuk mencegah tersebarnya paham ini meluas di Indonesia. Adanya penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan apa yang dapat mengembalikan/ mempertahankan pola pikir perempuan Indonesia agar tidak terpengaruh budaya feminisme barat. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil temuan penelitian adalah terkait upaya yang dapat dilakukan untuk merevitalisasi pola pikir perempuan Indonesia yakni; Pertama, penguatan akidah Islam. Agama merupakan obat yang mujarab untuk menghalaui paham feminis. Seseorang dengan akidah yang kuat dan pemahaman yang dalam terhadap syari’at Islam tidak akan mudah terpengaruh isu feminis. Sebab, Islam mempunyai konsep tersendiri untuk mendudukkan peran perempuan; Kedua, mengembalikan dan menumbuhkan kembali kebudayaan yang hilang. Feminisme merupakan aliran pemikiran yang berkembang menjadi budaya dan kemudian mengglobal, sehingga upaya untuk menghalauinya yakni pengembalian kebudayaan luhur Indonesia; Ketiga, menumbuhkan jiwa bela negara. Feminisme dengan isu childfreenya adalah bom atom dengan waktu tertentu akan meledakkan dan menghancurkan negara dengan penghilangan generasi yang kuat dan tangguh. Setuju atau pun tidak,  gerakan feminisme merupakan gerakan yang merusak. Baik merusak akidah agama maupun menghancurkan negara, sehingga paham dan sadar dengan tantangan pemikiran ini perlu bagi setiap perempuan Indonesia. Kesadaran saja tidak cukup, harus disertai upaya untuk melawan dan menyingkirkan agar gerakan ini tidak sampai meracuni generasi perempuan Indonesia.