Konsep Sabar Perspektif Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Analisis Kisah Nabi Ayub A.S)
Keywords:
Sabar, Nabi Ayub a.s, Ibnu Qayyim al-JauziyyahAbstract
Sifat tidak sabar manusia dapat menimbulkan dampak negatif yang merugikan, salah
satu contohnya yaitu kasus perceraian akibat kekerasan dalam rumah tangga. Kisah
kesabaran Nabi Ayub sering menonjol karena tingkat kesulitan dan penderitaan yang
luar biasa yang dia alami, serta kesabaran yang dia tunjukkan dalam menghadapinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep sabar Ibnu Qayyim AlJauziyyah dan bagaimana nilai-nilai sabar dalam kisah Nabi Ayub a.s menurut
perspektif Ibnu Qayyim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus
pada studi pustaka. Sumber data ini menggunakan beberapa bahan tulisan yang
terdiri dari sumber primer, yaitu "Uddatush Shabirin wa Dzakhirotusy Syakirin" karya
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, dan sumber sekunder berupa buku, jurnal, dan karya ilmiah
yang relevan dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan buku-buku yang terkait dengan tema penelitian, kemudian
melakukan seleksi, analisis, dan pengolahan data secara singkat dan terorganisir.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu klarifikasi data yang sesuai dengan
kerangka pemikiran, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsep sabar menurut Ibnu Qayyim terbagi menjadi lima aspek. Pertama, sabar
sebagai bentuk ibadah menunjukkan bahwa sabar adalah bagian integral dari ibadah
kepada Allah. Kedua, sabar dalam menghadapi ujian berarti memiliki kesadaran yang
kuat akan kehendak Allah dalam menguji hamba-Nya. Ketiga, sabar dalam ketaatan
dan menjauhi larangan menekankan pentingnya kesabaran dalam menjalankan
perintah Allah dan menahan diri dari larangannya. Keempat, sabar dalam menghadapi
musuh menekankan sikap sabar dalam menghadapi konflik atau ketidakadilan dari
musuh. Kelima, sabar dalam menunggu pertolongan Allah berarti menunggu
pertolongan Allah dengan penuh tawakal. Adapun nilai-nilai sabar dalam kisah Nabi
Ayub adalah taat kepada Allah yang ditunjukkan saat Nabi Ayub sakit dan tetap
berzikir walaupun hanya dengan hatinya, sabar dengan keteguhan dalam keimanan
yang ditunjukkan saat Nabi Ayub merasa bahwa apa yang Allah berikan pasti akan
kembali kepada Allah, sabar dalam mengontrol diri ditunjukkan saat Nabi Ayub sangat
terpukul dan bersedih secara berlebih atas kematian anaknya tetapi setelah itu Nabi
Ayub tersadar dan segera berisighfar kepada Allah SWT, terakhir yaitu sabar dalam
bentuk kedermawanan ditunjukkan saat Nabi Ayub senantiasa menyantuni fakir
miskin, anak yatim piatu, dan janda melarat.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Balqhist Dwi Chindra Amelia, Apriyant, Heni Idrayani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.